selamat datang
Selamat terjebak di dunia sinematografi.........
Rabu, 23 Maret 2011
Beda PAL dengan NTSC
PAL, kependekan dari phase-alternating line, phase alternation by line atau untuk phase alternation line (bahasa Indonesia: garis alternasi fase), adalah sebuah encoding berwarna digunakan dalam sistem televisi broadcast, digunakan di seluruh dunia kecuali di kebanyakan Amerika, beberapa di Asia Timur (yang menggunakan NTSC), sebagian Timur Tengah dan Eropa Timur, dan Prancis (yang menggunakan SECAM, walaupun kebanyakan dari mereka telah memulai proses menggunakan PAL). PAL dikembangkan di JermanWalter Bruch, yang bekerja di Telefunken, dan pertama kali diperkenalkan pada 1967. oleh
Catatan bahwa Thomson Prancis, di mana Henri de France mengembangkan SECAM, kemudian membeli Telefunken. Thomson juga berada di belakang merk RCA untuk produk elektronik konsumen, dan RCANTSC (sebelum Thomson terlibat). menciptakan standar TV berwarna
NTSC adalah sistem televisi analog yang digunakan di Amerika Serikat dan banyak negara lainnya, termasuk Amerika dan beberapa bagian Asia Timur. Namanya diambil dari National Television System(s) Committee, badan industri pembuat standar yang menciptakannya. NTSC dikembangkan pada tahun 1950, yang mendefinisikan standar video yang dibuat sampai 525 garis scan horizontal setiap 1/30 detik.
Selasa, 22 Maret 2011
14 LANGKAH MEMBUAT FILM SENDIRI
Akhir-akhir ini, banyak yang memprotes para produsen sinetron Indonesia yang dianggap telah kehilangan daya kreatif sehingga akhirnya menyadur film yang diproduksi orang luar. Tapi, sebenarnya, bagaimana sih cara membuat film itu? Posting ini bukan sebuah pembelaan, dan bukan pula sebuah hujatan baru. Hanya ingin menunjukkan… Begini lho, caranya membuat film. Hitung-hitung, sebagai materi tambahan buat anak-anak saya di sekolah…
Pada dasarnya, membuat film itu dapat dibagi ke dalam 14 tahapan. Apa saja?
1. IDE
Idealnya, IDE ini harus unik dan original. Tapi, memutuskan untuk menyadur sebuah karya orang lain itu juga termasuk sebuah IDE lho… Untuk mencari IDE, banyak cara yang bisa dilakukan. Melakukan pengamatan terus-menerus, jalan-jalan ke tempat yang aneh dan belum pernah didatangi manusia, nangkring di pohon asem di pinggir jalan sambil mengamati kendaraan yang lalu lalang, atau bahkan duduk santai di sebuah food court di suatu plaza atau mall. Melamun sendirian di dalam kamar juga bisa mendatangkan ide, kok…
2. Sasaran
Setelah mendapatkan IDE, tentukan sasaran dari film yang akan dibuat. Koleksi pribadi? Murid SMU? Komunitas S&M? Para Otaku? Para Blogger? Siapa yang akan menonton film itu nantinya? Itu juga harus ditentukan dengan jelas di awal. Jangan sampai terjadi, film tersebut ditujukan untuk anak SMU tapi karena tidak disosialisasikan dengan jelas, akhirnya dipenuhi adegan berantem penuh darah ala 300
3. Tujuan
IDE dan Sasaran sudah ditetapkan. Yang harus dipastikan selanjutnya adalah tujuan pembuatan film. Ingin menggugah nasionalisme seperti Naga Bonar? Ingin menyampaikan pesan terakhir sebelum nge-bom? Ingin mendapatkan kepuasan pribadi seperti pembuatan film Passion of the Christ? Apa?
4. Pokok Materi
Berikutnya adalah menyusun pokok materi. Apa sih pesan yang ingin disampaikan? Ungkapan cinta? Sekedar pesan mengingatkan bahaya merokok?
5. Sinopsis
Sinopsis adalah ringkasan yang menggambarkan cerita secara garis besar. Semacam ide awal gitu loh. Dari sinopsis ini, nantinya bisa dikembangkan menjadi cerita yang lebih detil.
6. Treatment
Tahapan ini adalah penggambaran adegan-adegan yang nantinya akan muncul dalam cerita. Tidak mendetil. Contoh treatment itu seperti ini…
Ada seorang perokok yang sedang merokok dengan santainya. Kemudian tiba-tiba dia batuk-batuk dengan hebat dan agak lama. Sebelum beranjak pergi, orang itu membuang rokoknya sembarangan. Tiba-tiba muncul api…
7. Naskah
Naskah adalah bentuk mendetil dari cerita. Dilengkapi dengan berbagai penjelasan yang mendukung cerita (seting environment, ekspresi, semuanya…). Contoh naskah itu, seperti ini…
Scene 01
INT.Ruang Tamu – Siang
Disebuah ruang tamu yang tampak mewah. Tampak RATIH dengan wajah yang begitu sedih dengan bergelinang air mata berada disebelah RUDI
RUDI :
Udah Tih jangan sedih lagi
Dengan nada terisak tangis RATIH pun menjawab
RATIH :
Maunya sih gitu tapi…
8. Pengkajian
Pengkajian disini, adalah yang dilakukan oleh seorang ahli isi (content) atau ahli media. Yang dikaji, adalah apakah naskahnya sudah sesuai dengan tujuan semula? Dan hal-hal yang mirip seperti itu…
9. Produksi Prototipe
Proses ini dibagi jadi 3 sub-tahap, yaitu pra-produksi (penjabaran naskah, casting pemain, pengumpulan perlengkapan, penentuan dan pembuatan set, penentuan shot yang baik, pembuatan story board, pembuatan rancangan anggaran, serta penyusunan kerabat kerja), produksi (pengambilan gambar sesuai dengan naskah dan improvisasi sutradara), purna-produksi (intinya adalah editing).
10. Uji coba
Uji coba ini dilakukan dengan memutar prototipe di hadapan sekelompok kecil orang. Kalau produsen film besar, biasanya melakukan ini di hadapan para kritikus. Tujuannya adalah untuk mengetahui respon dari calon audiens.
11. Revisi
Setelah ada respon, maka dilakukan perubahan jika diperlukan. Karena itu lah, banyak film yang memiliki deleted scenes. Itu diakibatkan proses uji coba dan revisi ini.
12. Preview
Preview itu adalah pemutaran perdana, di hadapan para ahli isi, ahli media, sutradara, produser, penulis naskah, editor, dan semua kru yang terlibat dalam produksi. Tujuan dari preview ini adalah untuk memastikan apakah semuanya berjalan lancar sesuai rencana atau ada penyimpangan. Bisa dikatakan, bahwa preview ini adalah proses pemeriksaan terakhir sebelum sebuah film diluncurkan secara resmi.
13. Pembuatan Bahan Penyerta
Bahan Penyerta itu adalah poster iklan, trailer, teaser, buku manual (jika film yang dibuat adalah sebuah film tutorial), dan lain sebagainya yang mungkin dibutuhkan untuk mensukseskan film ini.
14. Penggandaan
Tahap terakhir adalah penggandaan untuk arsip dan untuk didistribusikan oleh para Joni (ini terjadi pada jaman dulu kala, waktu format film digital masih ada di angan-angan).
Nah, demikian lah proses produksi sebuah film. Dari awal sampai akhir, siap untuk didistribusikan. Jadi, apa lagi yang ditunggu? Mari kita produksi film-film berkualitas agar tidak dikatakan bahwa sineas Indonesia telah kehilangan kreatifitas dan tidak bisa memproduksi karya orisinil lagi. SEMANGAT!!!
Editing Video dengan Adobe Premiere
Mengedit video memang memerlukan skill walau pun mengeditnya memakai software tertentu.
Dalam pengeditan tentunya memakai software tertentu, kecuali bagi anda yang itak ingin kerepotan maka dapat meminta bantuan jasa video editing untuk mengedit gambar di dalam video tersebut.
Berikut ini ada beberapa tips untuk anda dalam mengedit video dengan menggunakan program Adobe Premiere:
a. Capture
Capture adalah proses memindahkan gambar dari kaset MiniDV ke harddisk komputer.
Cara capture selengkapnya adalah sebagai berikut :
1. Aktifkan Adobe Premiere, lalu hidupkan handycam Anda.
2. Klik perintah yang muncul pada kotak Digital Video Device, misalnya Edit and Record Video. Klik OK.
3. Kemudian klik New Project.
4. Pilih DV NTSC atau DV PAL, sesuaikan dengan jenis handycam Anda. Umumnya handycam produk Indonesia adalah PAL. Setelah itu, ketikkan nama proyek Anda pada kotak Name, misalnya “Peresmian”. Klik OK.
5. Selanjutnya Anda akan dibawa ke dalam Interface Adobe Premiere.
6. Kini pilih perintah File > Capture.
7. Pilih direktori untuk menempatkan hasil tangkapan video. Klik tab Settings.
8. Klik tombol Browse pada Video dan klik OK. Lakukan langkah serupa untuk Audio.
9. Gunakan tombol-tombol ini untuk melakukan operasi pada kaset MiniDV Anda yang ada di dalam handycam.
10. Selanjutnya klik Play dan klik Record sebagai tanda Anda sudah siap melakukan proses Capture.
11. Klik Stop jika Anda ingin menghentikan proses Capture. Terakhir ketikkan nama klip video Anda dalam Clip Name, sebagai contoh “peresmian.avi”.
12. Klik OK. Nah sekarang klip video Anda telah tersimpan dalam panel Project.
b. Editing di dalam Source Monitor
Editing di sini untuk memotong-motong klip video, karena banyak bagian yang ingin Anda potong atau tidak Anda diinginkan.
Caranya :
1. Klik dan geser Klip video peresmian.avi ke dalam Source Monitor.
2. Tentukan awal potongan dengan menggeser . Lalu klik In Point .
3. Tentukan akhir potongan dengan menggeser lagi. Lalu klik Out Point.
4. Klik dan geser ke dalam Timeline.
5. Lakukan cara 1-4 kembali pada bagian lainnya dalam klip.
c. Editing di dalam Timeline
Lakukan editing ini jika masih ada bagian yang ingin Anda hilangkan. Banyak alat yang dipakai untuk mengedit di dalam Timeline. Alat yang umum digunakan pemula adalah :
• Move Tool : untuk memilih klip.
• Razor : untuk memotong klip.
• Rate Stretch Tool : untuk melambatkan kecepatan klip.
d. Menambahkan Efek
Klip video di dalam timeline dapat Anda beri efek agar tampilan video menjadi menarik. Caranya, pilih jenis efek yang ada dalam tab Effects, selanjutnya klik dan geser ke dalam klip video yang Anda inginkan. Atur efek dalam tab Effect Controls. Lihat hasilnya dalam layar Program.
e. Menambahkan Transisi
Transisi dipakai agar perpindahan antar 2 klip dapat lebih halus. Caranya pilih jenis transisi yang ada dalam folder Video Transitions dan geser ke dalam pertemuan 2 klip. Klik transisi yang telah Anda tambahkan dan atur transisi dalam tab Effect Controls.
f. Memadukan Klip Video
Anda ingin berkreasi dengan memadukan sejumlah video ?
Caranya letakkan video 1 pada track Video 1, lalu letakkan video yang ingin Anda padukan pada track video 2, tepat di atas video 1.
(Sebagai contoh video 1 adalah Brom.avi dan video 2 adalah cloud.avi).
Untuk memadukan kedua klip, klik klip cloud.avi, pilih tab Effect Controls, atur Opacity-nya. Lihat hasilnya di layar program. Untuk menambahkan klip video dari sumber lain ke dalam panel Project (misal CD), gunakan perintah File > Import.
g. Memadukan Klip Audio
Anda juga dapat memadukan klip Audio. Letakkan klip audio pada track Audio 1 dan klip audio 2 pada track Audio 2. Untuk mengatur volume klip audio 2 (misal agar terdengar sayup-sayup), maka atur volumenya dalam tab Effect Controls atau garis volume pada klip audio tersebut.
Untuk menambahkan audio ke dalam panel Project, gunakan perintah File > Import.
h. Menyimpan Proyek
Simpan proyek Anda dengan perintah File > Save, atau tekan Ctrl+S pada keyboard.
i. Langkah Render
Render adalah memproses edit yang telah Anda lakukan menjadi sebuah file video. Outputnya dapat Anda pilih sendiri, .avi atau .mpeg. Output AVI
• Pilih menu File > Export >Movie (Premiere Pro 2).• Pilih menu File > Export >Media (Premiere Pro CS3dan CS4).Output Mpeg
• Pilih menu File > Export >Adobe Media Encoder (Premiere Pro 2).
• Pilih menu File > Export > Media (Premiere Pro CS3 dan CS4).
Lama waktu render normalnya sama dengan durasi yang ada dalam timeline. Tentu saja ini sangat dipengaruhi oleh spesifikasi komputer Anda. Jika render adalah 4 kali dari durasi timeline, ini juga masih dalam kisaran normal.
Ini ada adobe premiere Cs4 versi potable silakan download , semoga bermanfaat
Alasan mengapa orang masih lebih menyukai VCD ketimbang DVD
1. Bagi Konsumen
Tidak perlu lagi Invest atau membeli perangkat Player baru, dan harga keping VCD lebih murah dibanding DVD,
selain itu di beberapa daerah di pedesaan bahkan di luar pulau Jawa, DVD masih sedikit dimiliki orang,
termasuk penjualan Film-Film dalam format DVD yang jarang
2. Bagi Produsen (Video Shooting, Editor, dll)
Proses Burning lebih lama, dan pengerjaan DVD Authoring lebih rumit dibanding VCD, sedangkan ukuran file DVD lebih boros di banding VCD
Kualitas VCD bajakan bagus karena ;
Film-film yang di bajak ke format VCD adalah hasil Shooting dari FILM celluloid 35mm yang secara pasti kualitasnya 8x lebih baik
dari kamera VIDEO DV.
Resolusi Film 35mm jika di konversi ke format pixel adalah H. 5760 X V. 4608 Pixel.
Jadi bisa dibayangkan jika di perkecil dalam format VCD 352x288,
maka kualitas tidak terlalu menurun drastis dibanding Shooting dengan kamera video.
Selain itu, Pencahayaan sangatlah penting, Kualitas gambar sangat di pengaruhi dengan TATA CAHAYA. Semakin baik penggunaan TATA CAHAYA, maka semakin baik pula hasil imaji yang di peroleh.
Dalam sebuah Produksi FILM layar lebar, Tata cahaya sangatlah penting dan tidak sembarangan di lakukan,
ada perhitungan secara akurat yang di lakukan oleh DOP (Director of Photography) dan Chief Lighting
dengan menggunakan LIGHT METER / EXPOSURE METER. Penggunaan JENIS LAMPU, FILTER dan WARNA CAHAYA pun di perhitungan,
hal ini hanya dilakukan oleh pekerja yang EXPERT guna mendapatkan KUALITAS GAMBAR TERBAIK dan MOOD sesuai dengan naratif cerita.
Untuk Kamera MD 10000 memang banyak keluhannya dan di klaim sebagai produk GAGAL keluaran panasonic,
dari mulai susah Fokus, rentan rusak, dll.
kelebihannya dari HANDYCAM adalah "Tongkrongan" yg lebih "Serem" jika di lihat oleh konsumen pada saat shooting.
Kalo saya sendiri menyebutnya "HANDYCAM JUMBO".
Gak usah tergiur dengan iming-iming "3CCD" karena ukurannya masih kecil 1/3 inch,
dan masih jauh jika dibanding kamera2 untuk standar Broadcast.
Jauh lebih baik menggunakan Kamera sekelas PD170, Canon XL1s atau lebih baik HDV Z1U, jika menginginkan kualitas yang lumayan bagus.
Sedangkan untuk SNAZZY AVIO, hampir sama saja jika menggunakan FIRE WIRE yang harganya hanya 55 ribu .
Memang kembali lagi alasan EKONOMIS yang menjadi acuan utamanya. Jika hal itu yang menjadi batasan,
hal yang bisa dilakukan adalah Proses Shooting yang lebih di perbaiki,
seperti Penguasaan TATA CAHAYA (2 Point Lighting, Low Key, High Key, Rembrant, Cameo, dll) dan Pergerekan kamera.
Untuk Kompresi ke VCD lebih disarankan jangan melakukan gerakan2 kamera yang terlalu cepat, seperti Swish Pan,
Tilt dan Shaking karena akan memberikan efek kotak2 / pecah pada gambar (Mozaik) dan efek Komet jika ditambahkan
Optical Effect seperti Dissolve.
Perbedaan VCD & DVD
VCD ato Video Compact Disc sebetulnya adalah produk uji coba yg gagal dari MPEG (Motion Picture Expert Group)
yg di lempar di pasar ASIA, tapi lucunya justru malah laku keras di pasar Indonesia, ibarat jualan kacang goreng.
Sedangkan DVD adalah versi UPDATE sebagai revisi dari system proyek percobaan VCD.
VCD atau MPEG1 atau DAT, adalah hasil kompresi video yang memiliki resolusi yg di perkecil sebanyak 50 % dari
resolusi asli hasil shooting format DV baik sistem PAL (Phase Alternate Line / Sistem garis horizontalalternatif yg membentuk imaji)
maupun sistem video NTSC (National Television Standard Comittee / sistem yg digunakan di Amerika dan Jepang ).
PAL sendiri adalah sistem video yang di gunakan di negara2 Eropa, dan Indonesia. Di Indonesia menggunakan sistem PAL B.
Sistem Video PAL memiliki Resolusi Frame (Bingkai) Horizontal 720 Pixel (Picture Element)
atau 7,2 cm dan Vertical 576 Pixel atau 5,7 cm. Sampling Rate Audio 48000 Hz atau 48 Khz jika 2 Channel kiri dan kanan,
atau 32 khz atau 32000 Hz jika memiliki 4 Channel Kiri-kanan dan Rear kiri -Rear kanan.
Satuan gambar perdetik adalah 25 Frame dalam sistem Progresive atau 50i dalam sistem Interlace.
Maka jika di Kompresi ke dalam format VCD PAL akan mengalami penurunan menjadi Horizontal 352 Pixel atau 3.5 cm dan Vertical 288 Pixel
atau 2.8 cm. Sampling Rate Audio turun menjadi 44100 Hz sekelas dengan Audio CD, sedangkan untuk Frame di seleksi dalam GOP (Group of Picture) yang dikurangi seperlunya sesuai dengan BITRATE yg di tentukan, sehingga gambar akan terasa lebih terlihat SKIP atau PUTUS-PUTUS dan terkadang akan terlihat kotak2 (MOZAIK) atau sering di sebut PECAH. Pengaruh dikuranginya resolusi mengakibatkan Ketajaman gambar berkurang (Blur) dan suara lebih terdengar berisik dan memantul (FLANGE) karena dalam sistem digital SINE MODULASI AUDIO berbentuk KURVA KOTAK yang naik dan turun, sedangkan ANALOG tidak.
DVD adalah sistem Update yg kompresinya adalah MPEG2 atau VOB. Resolusi asli dari format DV PAL 720x576 Pixel dan
Sampling rate Audio 48 khz sama sekali tidak dikurangi dalam proses kom
presi ke MPEG2 atau VOB atau DVD, maka dengan
demikian kualitas gambar dan suara masih hampir serupa dengan aslinya. Sedangkan sistem GOP (Group of Picture) BITRATE nya sangat bervariasi,
semakin besar BITRATE nya maka semakin baik pula kualitasnya. secara umum ada 2 pilihan Bitrate dalam DVD yaitu ; CBR (Constant bitrate)
dan VBR (Variable Bitrate). Biasanya untuk mendapatkan konsistensi kualitas lebih baik menggunakan CBR.
Jadi untuk perbandingan Kualitas VCD dan DVD maka DVD lebih unggul.
Langganan:
Postingan (Atom)